Membentuk Keluarga Islami Yang Harmonis

Membentuk Keluarga Islami Yang Harmonis
By: KH Ahmad Thoha, MA



Maha suci Allah yang telah menciptakan makhlukNya berpasang-pasangan. salah satu petunjuk Rasulullah SAW yang patut kita teladani adalah cara beliau membangun rumah tangga. Rasulullah SAW adalah pribadi yang sukses dan cermin dari keluarga Islami, yang benar-benar sakinah, mawaddah dan rahmah. Beliau adalah figur seorang suami yang bertanggung jawab kepada istri dan anak-anaknya. Beliau sosok suami yang menjadi tolak ukur dalam menilai kebaikan seorang suami terhadap istrinya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : khoirukum khoirukum liahlihi wa ana khoirukum liahly, (Sebaik-baik suamidi antara kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku)

Rumah tangga di samping sebagai fitrah, atau sunnatullah, juga merupakan kebutuhan biologis manusia yang akan menentukan kehadirandan kualitas generasi penerus. Keluarga juga cikal bakal dari umat, bangsa dan negara. Maka sungguh indah dan sempurna syariat Islam ketika berbicara tentang rumah tangga, demikian juga al-Quranul Karim memberi perhatian yang sangat besar dari kehidupan berumah tangga. Mulai dari pra nikah, proses nikah, paska nikah, sampai dengan paska kematian yaitu adanya waris. Yang unik lagi rumah tangga juga merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Barang siapa yang telah menunaikan nikah berarti dia telah menunaikan separuh ajaran agama, maka hendaknya ia menyempurnakan sisanya dengan bertaqwa kepada Allah SWT"

Tujuan utama dari sebuah pernikahan telah disebut oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an nul Karim surat Ar Rum ayat 21 : litaskunuuillaihaa wajaala bainakum mawada warohmah (supaya kalian cenderung merasa tentram kepada-Nya dan dijadikannnya kalian rasa kasih sayang). Setiap orang merindukan hidup bahagia dalam jalinan sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah.

Bertaqwa kepada Allah adalah awal dari segalanya. Semakin tebal ketaqwa'an, semakin tinggi kemampuannya merasakan kehadiranAllah SWT dalam rumah tangganya. Untuk itu visi utama yang harus dimiliki oleh keluarga muslim yang harmonis adalah Allah Oriented. Kedua,istiqomah dalam beramal soleh. Sosiologi muslim ibnu Khaldun berkata: al insanu madaniun bitoba' (manusia adalah makhluk sosial). Islam memerntahkan segenap manusia untuk berjama'ah dan berlomba dalam berbuat kebaikan, karena orang tidak bisa berbuat sendirian,mereka satu sama lain harus bermitra dalam mencapai kebaikan bersama. Oleh karena itu, rumah tangga yang beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas kebaikannya. Kaya boleh asal produktif, boleh memiliki rumah banyak dan megah asalkan diniatisebagai sarana meraih berkah Allah SWT.

Mari kita buat visi rumah tangga kita yang setiap waktu produktif dalam amal dan kebaikan. Ketiga, saling menasehati. maknanya adalah menyuruh berbuat kebaikan dan melarang kemungkaran, yaitu mengajak orang lain berbuat kebaikan yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Dengandemikian rumah tangga yang beruntung adalah rumaha tangga yang setiap anggota rumah tangga, baik suami istri maupun anak bisa saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Inilah seharusnya yang menjadi salah satu visi dan pilar dari keluarga muslim yang harmonis.

Terakhir, ada beberapa pilar yang harus diperhatikan bagi yang merindukan keluarga sakinah dan harmonis. Pertama, calon suami ataupun istriharuslah bibit unggul, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, al irku dasas (gen akan sangat berpengaruh pada anak keturunan). Bibit unggul
suami istri didasarkan pada empat kriteria, yaitu agama, rupa, harta dan tahta. Namun aspek agamalah yang paling menentukan, fadzfar bidzatid-diin taribat yadaka, (Kalau kalian pilih agamanya maka beruntunglah kalian). Kedua, adalah proses pernikahannya harus sesuai ajaran Islam. Ketiga, manajemen keluarga yang Qur'ani. Suami bertindak sebagai pemimpin dan presiden rumah tangga, yang berorientasi pada tanggung jawab moral dan materi. Dan istri bertindak sebagai Ibu rumah tangga, harus loyal kepada pimpinan, menjaga diri, harta dan martabat suami serta rahasia keluarga. Penuh dengan sifat keibuan dan kasih sayang kepada semua. Keempat, makanan dan minuman yang halal. Karena Rasulullah pernah bersabda: kullu lahmin nabata min haroomin fannaaru aula bihaa(setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram maka tempat yang pantas adalah di neraka). Kelima, membentengi anak dengan imunisasi total, yakniimunisasi fisik dengan obat medis dan imunisasi rohani dari ancaman dan godaan syaitan. Pra hubungan biologis antara suami dan istrihendaknya diawali dengan doa "Alloohumma jannibnasy-syaiton, wa jaanibisyaitoona maa rozaqtana" (Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah syetan darianak yang akan Engkau anugerahkan kepada kami). Demikian juga pada saat kelahiran dengan adzan ditelinga kanan, iqomah di telinga kiri.Kemudian paska kelahiran dengan aqiqoh shadaqoh dan infak. Keenam, memerankan Bapak dan Ibu sebagai pendidik pertama dan utama, sekaligus sebagai teladandan idola anak dengan menjaga dan memelihara fitrah anak yang bertauhid dengan menanamkan aqidah syariah dn akhlak. Kemudian mendidik dan membiasakan shalat berjamaah di masjid. Selanjutnya menghiasi rumah dengan shalat dan bacaan Al-Qur'an, serta memotivasi untuk cintakepada ilmu dan gemar membaca. Membiasakan berdoa, berinfak, bershodaqoh serta peduli kepada fakir miskin dan anak-anak yatim.Selanjutnya memilih lembaga pendidikan yng menjanjikan iman, ilmu dan amal. Ketujuh, mengkondisikan iklim keluarga yang gemar musyawarah, gemar memberi, gemar memohon ma'af dan pandai berterimakasih. Kedelapan, mereferensi dan merujuk semua permasalahan hukum kepada al-Quranul Karim dan al-Sunnah sebagai sumber hukum ilahi. Kesembilan, selalu berwasiat dalam kebaikan, kebenaran, kesabaran dan ketaqwaan khususnya dalam hal ibadah. Sebagaimana dicontohkan para ambiya' terdahulu, sepertiNabi Ibrahim dan Nabi Ya'kub: maa ta'buduuna min ba'dii (apa yang akan kamu sembah anakku sepeninggalku). Kesepuluh, membiasakan dengan amal-amal sunnah antara lainshalat sunnah rawatib, qabliyah maupun ba'diyah, shalat sunnah tahiyyatal masjid, shalat sunnah Dhuha, shalat malam maupun tahajjud, puasa sunnah Senin dan Kamis,serta berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada tetangga, hormat kepada tamu. Semua pilar-pilar tersebut apabila kita implementasikan dalam kehidupan keluarga kita, maka tidak mustahil, akan terwujud dengan nyata, keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Amin ya rabbal allamin.